Pendidikan merupakan hal yang selalu dibutuhkan bagi setiap manusia. Begitu juga yang dirasakan oleh Intan Rahmawati, mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Bahasa Indonesia yang sekarang duduk di semester 4. Menurut gadis kelahiran 19 Januari 1993 ini, “Meskipun tidak semua orang yang berpendidikan itu menjadi orang yang sukses, setidaknya pendidikan harus selalu dinomorsatukan”.
Gadis yang lebih senang dipanggil Intan ini, mengakui bahwa hanya berasal dari keluarga yang sederhana. Dengan cita-cita yang tinggi ia bertekad untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan biaya sendiri, sehingga tidak lagi membebani keluarga. Anak ketiga dari Suarman dan Hasnawati (alm) ini berjuang untuk mencari biaya kuliah dengan kemampuan menjahit yang ia miliki.
Tiga tahun menjalani pelajaran menjahit di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negri di Tanjungpinang, membuat gadis yang hobi membaca ini terampil menjahit.Ia juga merupakan salah satu siswa berprestasi yang mengemban juara I tiga tahun berturut-turut. Dengan modal keterampilan dan ilmu pengetahuan yang ia punya, ia yakin dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tanpa harus membebani orangtua.
Ketika ditanya bagaimana perjalanan dalam meraih pendidikan di perguruan tinggi, ia mengatakan bahwa, “Setelah tamat sekolah, saya bekerja dulu selama setahun untuk mengumpulkan uang kuliah”. Selanjutnya ia juga menceritakan begitu banyaknya hambatan dan halangan yang harus ia lewati, hingga dapat bertahan kuliah selama dua tahun ini. “Jika sukses, saya akan membahagiakan keluarga”, tambahnya.
Perjuangan untuk dapat menikmati pendidikan di perguruan tinggi tidak pernah ia sia-siakan. Ia bertekad untuk selalu menjadi yang terbaik, dan Alhamdulillah nilai IP-nya sangat memuaskan.
Dan sampai saat ini, Intan masih menekuni pekerjaan jahit di selang waktu senggang kuliah. Sedikitpun ia tidak merasa malu dengan aktivitas yang ia lakukan, bahkan ia merasa bangga karena dapat hidup mandiri. “Ya, beginilah hidup bang, kalau tidak dari sekarang belajar mandiri, kapan lagi?”, tutur Intan kepada saya sebagai kata penutup pembicaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar